PURWA WACANA

Om Swastiastu,

Desa Pakraman Pedungan memiliki pengurus yang telah di pilih pada Sabtu, 26 Maret 2011 Dengan susunan pengurus sebagai berikut: Bendesa : Drs. I Nyoman Sumantra; Penyarikan: I Nyoman Subaga; Patengen : Drs. I Gusti Putu Loka, Patajuh Parhyangan : I Nyoman Jiwa Pande, S.Sos; Patajuh Pawongan : I Made Badra; Patajuh Palemahan : Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg; Kasinoman: I Made Suardana, SE

Om Santhi, santhi, santhi Om


Kamis, 15 Desember 2011

PERSIAPAN UPACARA JALAN TOLL BENOA - TUBAN - NUSA DUA

Diskusi mengenai tempat upacara 1

Sang Yajamana Karya

Kelian Banjar Pesanggaran ( I Wayan Widiada, SH)

Dskusi Jadwal Acara 

Bapak Arya (Fasilitator Proyek - Pemprov)

Diskusi Tempat Upacara 2

Penentuan Tempat Upacara

Penjelasan Ukuran Kesucian Menurut Agama Hindu

Ida Pedanda Gede Putra Bajing

Diskusi 3

Matur Piuning  1

Matur Piuning 2

Matur Piuning 3

Penentuan letak Upacara oleh Sang Yajamana

Ida Ayu Sarati Banten

Koordimator Kesenian (Bapak Natha)

Diskusi Pelaksanaan Jalannya upacara

Lay-out Tempat Upacara

Ida Bagus Budi Yoga  (Biro Kesra Pemprov Bali)

Pemangku Pura Segara di Benoa - Pedungan (I Made Widnya)
Sesuai rencana Pemerintah Pusat melalui PT. Jasa Marga, yang hendak membangun jalan Toll di Bali tepatnya di jalur atas laut perairan Benoa yang dekat dengan hutan mangrove, akan dibangun jalan Toll sepanjang ± 8,3 km. Jalan Toll ini akan dimulai pembangunannya dari Jalan Raya Benoa (Pelabuhan Benoa) menuju Tuban Patung Pahlawan Ngurah Rai hingga berakhir di Desa Bualu sebelah timur Pura Dalem Songit. 
Namun dalam artikel disitus http://baliholidayinfo.com/id/ menuliskan panajng jalan ini adalah 11,5 km
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan dimulainya pembangunan Serangan - Tanjung Benoa jalan tol untuk bulan April 2011, memproyeksikan bahwa jalan dapat diselesaikan hanya dalam tujuh bulan jika proyek tidak tertunda oleh pembebasan tanah. Menurut Bisnis.com, wakil yang bertanggung jawab atas infrastruktur dan logistik di BUMN, Sumaryanto Widayatin, mengatakan target ini didasarkan pada rekomendasi dari Departemen dan rencana investasi dari konsorsium lima perusahaan milik negara yang pendanaan proyek: PT Jasa Marga, PT Pelindo III, PT Angkasa Pura I dan PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC).  (demikian ditulis oleh http://baliholidayinfo.com/id/.  
Dalam pada itu Desa Pakraman Pedungan sebagai salah satu desa yang paling dekat atau yang paling langsung kena dampak dari proses konstruksi maupun keberadaan jalan Toll ini diberi tugas untuk menyiapkan segenap upacara yang berkaitan dengan proses awal pembangunan Jalan Toll tersebut.
Hari ini, Wrespati, 15 Desember 2011 beberapa prajuru Desa Pakraman Pedungan maupun pejabat pemerintah Provinsi (Ida Bagus Buda Yasa) serta pihak fasilitator proyek di lapangan (pak Arya) yang dikomandani oleh Ida Pedanda Gede Putra Bajing melakukan kegiatan survey lapangan/lokasi atau istilah tradisinya  NODIA   untuk menentukan lokasi upacara mulang dasar maupun mapekelem yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2011. Saat itu juga dilakukan penyusunan acara yang akan dilakukan pada hari "H" nanti seperti proses nunas tirta dikahyangan Tri Guna Jagat: (Besakih - pinakan Pura Dalem, Pura Batur - pinaka Pura Desa, Pura Kentel Gumi - pinaka Pura Puseh) di Pura Jagat Bali (Uluwatu, Sakenan, Petitenget dan Puncak Mangu), ngelinggihang tirta, mendak Betara Tirta serta Nyakur tirtanya. Genah atau tempat prosesi upacara juga ditentukan saat itu.http://baliholidayinfo.com/id/content/konstruksi-jalan-tol-bali-hanya-dalam-9-bulan

Senin, 05 Desember 2011

PASRAMAN PEDUNGAN METIRTAYATRA

Aktivitas penutup dalam kegiatan akhir dari Pasraman Anak-anak SD adalah metirta yatra, setelah melalui awal kegiatan pasraman berupa pawintenan, lalu para siswa anak-anak SD se Desa Pakraman Pedungan memperoleh pelajaran sesuai dengan kurikulum dalam pedoman kegiatan Pasraman. Seperti misalnya, pelajaran tentang menulis aksara Bali, bercerita, Budi pekerti, Mekidung,  ketrampilan putra/tri serta Yoga asanas.
Pada akhir penerimaan pelajaran di pasraman ini maka diadakan perjalanan spiritual, yang dituju adalah Pura Dalem Pemutih Geger di Sawangan Bualu, kemudian berakhir di Pura Batupageh.

Rabu, 05 Oktober 2011

UTSAWA DHARMA GITA TAHUN 2011

Dalam tahun 2011 Desa Pakraman Pedungan ikut dalam Utsawa  Dharma Gita (UDG) yang diselenggarakan di tingkat Kecamatan Denpasar Selatan dan pelaksanaannya dilakukan di Wantilan Pura Dalem Sesetan. Untuk itu pembina peserta UDG dari Desa Pakraman Pedungan telah melaksanakan latihan-latihan sebagaimana yang telah dilakukan ditahun-tahun sebelumnya. Dua kali berturut-turut di tahun sebelumnya Desa Pakraman Pedungan menjadi juara umum dan pada tahun ini di tingkat Kecamatan gagal melanjutkan prestasi yang pernah diraih sebelumnya. Sedikit mengecewakan, namun sebagaimana yang namanya perlombaan (pacentokan) senantiasa ada yang gagal dan ada yang berhasil. Dan kegagalan hari ini masih mungkin untuk diperbaiki pada hari esok (tahun mendatang), semoga demikian halnya semangat dan usaha yang dilakukan oleh para peserta dan pembina UDG dari Desa Pakraman Pedungan di tahun depan, astungkara.

Rabu, 21 September 2011

TIM PENATAAN DAN EVALUASI DESA PAKRAMAN PROV. BALI TERJUN KE PEDUNGAN

Hari Rabu Paing wuku Uye, tanggal 21 September 2011 Tim Penataan Kelembagaan dan Evaluasi Desa Pakraman Prov. Bali terjun ke Desa Pakraman Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan dalam rangkaian Evaluasi hasil Penataan Kelembagaan DP (desa pakraman). Pihak Tim dari Prov. Bali hadir 5 personel didampingi oleh pihak Wakil Wali Kota Denpasar beserta Tim Pembina dari Kota Denpasar dan disertai juga oleh Majelis Desa Pakraman Kota Denpasar, kurang lebih 60 personel yang mengunjungi Desa Pakraman Pedungan pada saat itu. Pihak tuan rumah atau Desa Pakraman Pedungan hadir kurang lebih 500 (lima ratus) orang/krama diantaranya adalah tokoh-tokoh masyarakat, krama dari 14 banjar di Pedungan.
Dalam usaha pemprov melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bali yang dibentengi oleh kehidupan bermasyarakat ala Bali yakni model Desa Pakraman, maka pemprov Bali sangat menyadari sepenuhnya bahwa budaya Bali ada pada genggaman kehidupan Desa Pakraman. Untuk usaha itu, pemprov. Bali melalui kegiatan Pembinaan Penataan Kelembagaan DP, menerjunkan suatu Tim yang merupakan kegiatan berkesinambungan guna mencapai cita-cita luhur masyarakat Bali yakni TRI HITAKARANA (keseimbangan atau keselarasan kehidupan dimasyarakat). Tahun 2011 pemkot Denpasar menurunkan dua desa pakraman untuk memperoleh pembinaan, yakni Desa Pakraman Peguyangan dan Pedungan.
Setelah dibina kurang lebih 5 bulan sejak bulan April 2011 oleh pembina tingkat Kota Denpasar maupun Provinsi Bali, maka kini saatnya dilakukan evaluasi dari hasil pembinaan tersebut. Penilaiannya meliputi tiga ranah yang telah disebutkan di atas yakni bidang Parhyangan, bidang Pawongan dan bidang Palemahan, ketiganya itu merupakan uraian dari konsep Tri Hitakarana.
Setelah laporan dari Jro Bendesa Desa Pakraman Pedungan disampaikan dalam acara penilaian ini, pihak tim penilai menyampaikan sambutannya dengan antusias, menyatakan kegembiraan dan kekagumannya karena desa pakraman Pedungan telah menampilkan suasana yang memang diharapkan oleh tim penilai, yakni suatu suasana atau kondisi yang menyiratkan kerukunan dan kedamaian di desa pakraman sebagaimana telah disaksikan oleh tim penilai pada hari Rabu itu. Pihak perwakilan dari tim penilai menyampaikan ulasan yang panjang lebar tentang makna suguhan awal penyambutan dari pihak DP Pedungan yang menyuguhkan "Canang" atau base yang diserahkan oleh Jro Bendesa didampingi oleh Jegeg-jegeg dari sekeha teruna.
Dalam sesi penilaian oleh Tim, dalam hal ini meliputi ketiga ranah dari Tri Hitakarana, penilaian yang dilakukan di jeroan Pura Dalem Pakerisan adalah dari baga Parhyangan, kemudian di wantilan pura Dalem Pakerisan dilakukan penilaian pada baga Pawongan, sedangkan disekitar wilayah Pedungan seperti areal Pura Desa, Setra Gede, Setra Pitik maupun rumah contoh yang berlokasi di banjar Pitik dilakukan dalam kaitan baga Palemahan.
dipenghujung acara, pihak penilai disuguhkan tarian hiburan berupa joged bumbung. Terlihat disini para tim penilai sangat antusias dari terkesa gembira dalam kegiatan penilaian ini, terbukti pihak tim penilai banyak yang mengisi acara pengibingan. Dan komentar-komentar dari beberapa anggota tim yang dapat direkam oleh pihak masing-masing baga bahwa mereka sangat terkesan sekali dengan hasil pembinaan ini, apa yang merupakan penuntuan dalam proses pembinaan selam 5 bulan sebelumnya sudah diikuti oleh Desa Pakraman Pedungan.

Sabtu, 27 Agustus 2011

PENGABDIAN MASYARAKAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DWIJENDRA

Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dibidang Pengabdian Masyarakat, pada hari Minggu 21 Agustus 2011 beberapa mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik Universitas Dwijendra Denpasar mengadakan pertemuan di Gedung LPD Desa Pakraman Pedungan, Jalan Pulau Belitung 36 Denpasar. Kehadiran insan akademisi ini disambut oleh prajuru Desa Pakraman Pedungan.
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Ketua Program Studi Arsitektur FT UNDWI disampaikan bahwa tujuan daripada pertemuan ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama tentang Kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Dwijendra dengan Desa akraman Pedungan. Kerjasama ini meliputi: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat. Hal ini berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan bertujuan bagi lembaga pendidikan untuk menunjukkan peran sertanya dimasyarakat dalam hal proses pembangunan di daerah pedesaan.
Dalam pertemuan ini diserahkan bantuan berupa Peta Wilayah Desa Pakraman Pedungan yang merupakan hasil suntingan dari internet (google earth) yang dicetak dalam kertas foto ukuran 120 cm x 200 cm, dan juga disampaikannya suatu gagasan dalam suatu presentasi oleh mahasiswa mengenai "EKO WISATA PEDUNGAN", juga disampaikan oleh Pembantu Rektor I Universitas Dwijendra kepada prajuru Desa Pedungan, bahwa dalam tahun ini kepada masyarakat Desa Pedungan diberikan kesempatan untuk mengajukan calon yang sudah siap diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik sebanya 2 (dua) mahasiswa yang akan dibiayai oleh Pemprov.
Demikian acara pertemuan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Gedung LPD Desa Pakraman Pedungan pada pukul 19.00 wita hingga pukul 20.30 wita.

MENJAGA KEBERSIHAN SETRA

Dalam usaha menjaga kebersihan setra di Desa Pakraman Pedungan, maka pihak Prajuru Desa mengambil inisiatif untuk melakukan pembersihan dengan cara memanfaatkan potensi atau inventaris yang dimiliki desa/kelurahan, yakni memanfaatkan mesin cukur yang telah dimiliki oleh Kelurahan Pedungan sebanyak 2 (dua) buah unit mesin cukur. Walau terkesan mendesak kegiatan ini dilaksanakan, namun menurut Jro Bendesa Desa Pakraman Pedungan masih mungkin dilaksanakan guna menghadapi waktu Evaluasi dan Pembinaan Desa Pakraman yang akan dilaksanakan pada bulan September 2011.

Senin, 08 Agustus 2011

Sikap Eksklusif Berlebihan Ganggu Kerukunan Beragama

Sikap eksklusif dan tertutup, baik dalam hubungan intern umat beragama maupun hubungan antarumat beragama dapat mengganggu kerukunan hidup beragama. Sikap semacam ini cenderung menganggap kelompok sendiri yang paling benar.

Hal itu diungkapkan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bali Drs. IGAK Suthayasa, M.Si. di sela-sela persiapan seminar kerukunan umat beragama, Selasa (9/8) ini. Seminar tersebut menghadirkan pembicara Drs. IGAK Suthayasa, M.Si. dengan topik Kebijakan Kementerian Agama dalam Membina Kerukunan, Prof. Dr. P. Windia (Resolusi konflik, model dan strategi), Drs. I Gede Jaya, M.Si. (Pemetaan Konflik), Drs. Ida Bagus Gede Wiyana (Mengelola Konflik Membangun Damai), Raka Santri, M.Ag. (Agama dalam Bingkai Konflik) dan Jero Gede Suwena, S.H. (Konflik dan Pendekatan), dengan moderator I Nyoman Arya, S.Ag., M.Pd.H.

Kasubag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama Prov. Bali I Nyoman Arya, S.Ag. M.Pd.H. menyatakan, seminar ini rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai program prioritas Kementerian Agama yaitu membina kerukunan umat beragama. Menurut Arya, yang juga sebagai penceramah agama, realisasi dalam membina kerukunan umat beragama melalui lima pilar yaitu pemeliharaan, peningkatan, pencegahan, penanganan dan rehabilitasi. Oleh karena konflik yang terjadi di kalangan umat beragama kerap merebak ketika cara pandang kelompok dan kepentingan yang lebih luas tidak sejalan. (08)

Mengajegkan Bali dari Kabupaten/Kota (14) Perda Kependudukan Sering Dilanggar

Mengantisipasi dampak negatif dari tingginya pertumbuhan penduduk akibat tingginya kaum migran, tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja. Penanganan masalah kependudukan, harus ada sinergi antarinstansi. Tidak cukup hanya dibebankan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Keterlibatan instansi terkait, seperti Dinas Tata Ruang dan Perumahan (DTRP) bisa dilibatkan, terutama soal pemanfaatan lahan. Bukan hanya itu, sinergi antara desa pakraman dan desa dinas juga sangat menentukan.

Ketua Forum Kades Denpasar Putu Tjawi mengungkapkan, sejatinya untuk pengendalian penduduk sementara sudah ada. Perangkat hukumnya yakni Perda No 3 Tahun 2000 sudah jelas mengatur dan mengantisipasi penduduk pendatang yang tidak jelas. Hanya, dalam implementasinya, regulasi yang ada tersebut sering bocor di lapangan. ''Ini saya kira pengawasan yang masih lemah, sehingga masih ada penduduk sementara yang mengantongi KTP tanpa memiliki KIPPS/Kipem,'' kata Kepala Desa Tegal Kertha ini.
Oleh karena itu, katanya, komitmen semua pihak untuk mengendalikan penduduk pendatang. Komitmen itu jangan sebatas wacana, namun harus diikuti dengan aksi yang berpegang pada aturan yang telah ada. Andaikata semua perangkat taat pada aturan, maka pengendalian penduduk di Denpasar tidaklah sulit.
Wakil Ketua DPRD Denpasar A.A. Ngurah Gede Widiada menyatakan pengendalian lonjakan penduduk adalah yang mutlak harus dilakukan. Di sinilah perlunya ada regulasi yang tepat dalam menangani dan mengerem jumlah pendatang atau pertumbuhan penduduk ke Denpasar.
Politisi Partai Golkar ini mengungkapkan, tingginya urbanisasi ke Denpasar tidak terlepas dari belum meratanya pembagian kue pembangunan yang ada di Bali. Ketimpangan laju pertumbuhan pembangunan secara jelas akan memicu migrasi penduduk dalam rangka mencari penghidupan. Terlebih, Denpasar yang juga sangat besar potensinya dalam bidang pariwisata, mengundang kaum urban mengadu nasib di kota ini. Bahkan, migrasi penduduk itu bukan saja antarkabupaten, namun juga antarprovinsi dan antarnegara.
Dalam pandangan tokoh muda Denpasar I Made Gede Rai Misno, persoalan yang dihadapi Denpasar dalam kependudukan sejatinya bisa ditangani dengan baik. Untuk mewujudkan ini, semua komponen pemerintah mulai dari aparat terbawah di lingkungan atau banjar, desa/kelurhan sampai ke dinas harus punya komitmen yang sama. Hal ini penting dilakukan, karena selain sebagai subjek pembangunan, manusia juga menjadi objek dari kebijakan yang akan dilakukan pemerintah. ''Pemerintah perlu punya data terkait dengan jumlah penduduk dan luasan daerahnya,'' sarannya.
Ia yang juga Ketua KPUD Denpasar ini mengatakan, dalam menangani masalah kependudukan serta sosial lainnya, pemerintah bisa saja melibatkan aparat di bawah, seperti para pecalang dan satgas di masing-masing desa. Otonomi yang ada di pemerintah kabupaten/kota bisa saja dlimpahkan ke masing-masing desa, sehingga tanggung jawabnya jelas. Bahkan, bila ada pertambahan penduduk baru, datanya akan tercatat di desa setempat.

Daya Dukung

Apa yang disampaikan Rai Misno ini mendapat apresiasi yang positif dari Sekretaris Daerah Kota (Sekkot) Denpasar A.A. Ngurah Rai Iswara. Mantan Kadis Koperasi dan UKM ini mengakui data kependudukan di Denpasar belum sepenuhnya sempurna. Bahkan, pihaknya mengatakan perlu dipikirkan pemetaan potensi yang dimiliki Denpasar, sehingga bisa menekan laju pertumbuhan penduduk. Selama ini, katanya, belum ada kajian yang menyangkut daya tampung Denpasar yang ideal, bila dikaitkan dengan jumlah penduduknya. ''Ini pemikiran yang cerdas, dan perlu disikapi dengan bijak,'' katanya.
Rai Iswara juga setuju dengan memberikan tanggung jawab kepada masing-masing pimpinan wilayah terkecil untuk ikut terlibat dalam menangani masalah kependudukan. Ia mencotohkan masalah gepeng di Sanur. ''Keterlibatan semua komponen masyarakat bersama Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) mampu mengatasi keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di desa wisata itu. Sanur merupakan salah satu contoh dalam mengatasi masalah gepeng,'' ujarnya.
Sementara itu, kebijakan Pemkot Denpasar sebagaimana yang disampaikan Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara dalam menangani masalah kependudukan, tetap mengacu pada keunggulan dan budaya kreatif. Artinya, penduduk yang besar harus dimanfaatkan untuk menjadikan tenaga kerja yang profesional, sehingga bisa aktif dalam sektor perekonomian yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. ''Kebijakan ini tidak terlepas dari kondisi realitas atas tingginya penduduk Denpasar yang menimbulkan berbagai persoalan sosial lainnya. Potensi yang ada harus mampu meminimalisasi tantangan yang muncul,'' katanya. (ara)

sumber: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=54839

Bendung Urban dengan Penguatan Awig-awig Desa Pakraman

Saat ini tingkat kepadatan penduduk Kota Denpasar mencapai 6.170 jiwa per kilometer persegi. Jumlah yang cukup luar biasa. Begitu derasnya arus migran ke Kota Denpasar, hingga desa pakraman didominasi oleh penduduk pendatang. Sebelum Bali tenggelam oleh ledakan pendatang yang tak terbendung, harus segera dicarikan solusinya, misalnya dengan menguatkan awig-awig desa. Demikian terungkap dalam acara Warung Global yang disiarkan Radio Global 96,5 FM, Senin (8/8) kemarin dengan topik, ''Penguatan Desa Pakraman''.



Pande di Pandak Gede berpendapat secara yuridis, desa pakraman disemangati oleh nilai agama Hindu yang secara esesial memformat desa pakraman untuk mampu merangkul krama untuk hidup berdampingan secara damai. Secara de facto, kondisi itu tidak bisa terwujud karena mereka yang datang tanpa identitas yang jelas dengan membeludak, sehingga proses adaptasi tidak bisa berjalan dengan baik seperti format yang direncanakan.

''Implikasinya adalah terjadi pembauran yang dipaksakan dan akhirnya memunculkan budaya baru yaitu budaya semi Barbarian,'' katanya. Fakta inilah yang terjadi saat ini yang membebani desa pakraman. Lebih jauh dia mengatakan kondisi ini sangat sulit dihadapi. Ibarat tanggul keropos yang hantam air bah sehingga tanggulnya jebol dan menghantam pemukiman di bawahnya, hingga tergerus banjir bandang. Penguatan desa pakraman akan terjadi apabila krama yang ada di dalamnya dengan segala tingkatan akan menjadi konsisten dengan ajaran agama melalui pemahaman yang harus banyak belajar tentang kesejatian diri. Jika tidak semua berpikiran tendensius, pragmatis dan materialistis justru yang akan terjadi adalah sebaliknya.

Menurut Yasa di Bukit, untuk penguatan desa pakraman mestinya ada beberapa faktor yang harus disepakati bersama yaitu, tetap melakukan sistem gotong royong, sebagai orang Hindu harus saling menghormati adat istiadat desa lain dan selalu melakukan pembinaan terhadap pemahaman agama. Jika itu sudah berjalan maka diharapkan hal tersebut dapat membendung membeludaknya penduduk pendatang. Tinggal Apakah mereka mampu beradaptasi atau tidak.

Dari sejarah yang dialami Jodog di Denpasar, desa pakraman di Denpasar bukan saja didatangi warga luar Bali, juga dari Bali sendiri. Mereka datang memadati desa adat. Sebagai sesama warga Bali mereka diterima dengan sejajar sehingga keberadaan mereka melebihi warga wed (warga asli). Lama- kelamaan penduduk asli menjadi tersingkirkan. Barulah akhirnya dibuatkan aturan. Siapapun boleh datang, namun dibatasi oleh aturan-aturan. Warga wed memiliki hak suara penuh.

Jika sekarang aturan desa pakraman dikuatkan dasarnya apa? Karena berpatokan kepada NKRI penduduk Indonesia boleh tinggal di mana saja dan dilindungi undang-undang. Maka akhirnya muncul klian adat dan klian dinas. Warga banjar adat memiliki hak penuh terhadap aset dan warisan banjar, seperti bale banjar, sedangkan warga pendatang hanya dalam kedinasan saja.

Menurut Gede Biasa di Denpasar, desa pakraman di Bali sebenarnya sudah memilki konsep untuk ketahanan desa pakraman yang sangat kuat. Hal ini dapat dilihat, ketika bentrok dengan desa lain, atau berebut aset desa mereka dengan kompak akan membela desanya. Seperti dalam kasus tapal batas dan bentrok masal antarbanjar. Sayang hal itu hanya bersifat ke dalam. Belum memiliki konsep keluar. Secara indvidu juga perlu pemahaman penguatan mental sehingga mereka tidak mudah terbawa dan menerima arus dari luar. (kmb)

sumber: http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=54831

Senin, 01 Agustus 2011

I WAYAN BUNTIK (I MADE DIBIA) TOKOH PENDIDIKAN PEDUNGAN TELAH BERPULANG


Salah satu tokoh Pendidikan dan tokoh yang punya andil besar dalam pembangunan di desa Pedungan adalah I Wayan Buntik. Kini beliau telah berpulang, meninggalkan seorang istri (Ni Wayan Rubik) serta 5 (lima) orang putra/putri dan beberapa cucu-cucu. Prajuru Desa bersama-sama Karyawan LPD Desa Pakraman Pedungan melayat ke rumah duka hari Senin 1 Agustus 2011. Kepada Prajuru, I Nyoman Astika (putra kedua dari Almarhum Bapak I Wayan Buntik) menjelaskan bahwa rencana prosesi pitra Yadnya akan dimulai hari Selasa 2 Agustus dan puncak upacara pengabenan adalah Rabu 3 Agustus 2011. Semasa hidupnya, Bapak I Wayan Buntik merupakan pendiri Yayasan Dharmawiweka juga ikut membidani kelahiran BPR Pedungan maupun LPD Desa Pakraman Pedungan. Hal tersebut juga yang disampaikan oleh Ketua LPD Desa pakraman Pedungan pada saat melayat ke rumah duka. Istri beliau Ni Wayan Rubik menyatakan menjelang kepergiannya

Senin, 11 Juli 2011

PEMBINAAN DESA PAKRAMAN








































Tahun 2011 merupakan giliran Desa pakraman Pedungan mewakili Kota Denpasar untuk pembinaan desa pakraman di tingkat provinsi Bali. Dalam rangkaian kegiatan pembinaan ini dilaksanakan beberapa kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Desa Pakraman Pedungan, oleh Kota Denpasar serta oleh Tim Pembina dan Evaluasi tingkat Provinsi Bali. Dari desa pedungan sendiri sudah melaksanakan beberapa kegiatan terkait dengan hal-hal yang diharapkan dalam pembinaan, misalnya kegiatan Kerja Bakti atau mereresik wewidangan setra pedungan (Setra Gede di Br. Kepisah, Setra Banjar Sama, Setra Banjar Pitik, Setra banjar Begawan, Setra Banjar Dukuh Pesirahan serta Setra banjar Pesanggaran), keenam setra ini disebut Sad Setra dalam Ilikita Desa Pakraman Pedungan.
Dari pihak Kota Denpasar, Tim Pembina dan Evaluasi Kota Denpasar melakukan pembinaan internal pada tanggal 19 Mei 2011 dan 13 Juli 2011 bertempat di Wantilan Pura Desa Pedungan, sedangkan dari pihak Tim Pembina dari Provinsi, melaksanakan pembinaan I pada tanggal 23 Mei 2011, pembinaan II pada tanggal 14 Juli 2011 dan Evaluasi akan dilaksanakan pada bulan September 2011.

Selasa, 28 Juni 2011

Kerja Bakti Nyanggra Galungan


Ring penyanggran rerahinan jagat Bali, inggih punika rahinan Galungan lan Kuningan krama desa Pakraman Pedungan ngemargiang pareresikan ring sajebag Setra sane wenten ring Desa Pakraman Pedungan, taler ring Parhyangan Kahyangan Tiga Desa (Puseh, Desa, lan Dalem Pakerisan).
Foto dokumentasi sane jangkep (lengkap) durus klik kemawon iriki

Jumat, 10 Juni 2011

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH USAHA SABLON





Berkat dukungan DUKOM paguyuban 276 yang Jumat malam pukul 19.30 wita mengudara, dari pekak Roger yang diterima oleh beberapa breaker di paguyuban 276 menginformasikan bahwa ada pembuangan limbah cair yang dibuang secara diam-diam dimalam hari itu oleh suatu usaha sablon di daerah subak Nyalin sebelah barat pasar tradisional Pedungan di jalan Pulau Moyo. Begitu informasi diterima oleh para breaker paguyuban 276, dikomandani oleh Ketut Oscar (nama di udara) berangkat ke TKP bersama beberapa rekan seperti Deca pekak Kupang dan disertai dibelakangnya oleh Kak Panji dan kak Item, mereka langsung menuju ke tempat obyek yang dipermasalahkan, dan nyatalah sebuah pipa berukuran Ø 4" yang terletak di bawah jembatan beton depan usaha sablon milik bapak Herman.
Setelah diambil fotopipa limbah cair yang mengucurkan air berwarna-warni itu, para breakeran lantas masuk menyusup ke area kerja sablon yang ada di dalam bangunan di barat jalan/sungai. Disini kita menemukan posisi sumber limbah yang menjadi sumber pencemaran lingkungan. Yang hadir dari pihak perusahan sablon hanya anak buahnya yang memberikan informasi bahwa pak Herman sang pemilik perusahaan sablon ini sedang tidak ada di tempat. Oleh paktut Oscar diberikan peringatan kepada anak buah perusahan yang ada pada saat itu bahwa jika besok tidak ada usaha untuk menghentikan pembuangan limbah cair ini ke sungai, maka tindakan keras akan dilakukan buat perusahaan ini.

Senin, 30 Mei 2011

LPD PEDUNGAN ULANG TAHUN KE 22





Dalam rangkaian ulang tahun ke 22, LPD Desa Pakraman Pedungan menyelenggarakan Jalan Santai Sehat bersama masyarakat Pedungan pada hari Minggu 29 Mei 2011. Antusias msyarakat berpartisapasi dalam acara ini sangat luar biasa, ini terbukti dari membludaknya peserta dalam acara Jalan Santai Sehat pada hari Minggu itu. Acara Ulang Tahun ke 22 ini juga dimeriahkan dengan penarikan undian: kupon jalan santai dan penarikan hadiah bagi para nasabah LPD Desa Pakraman Pedungan. Hadiah yang disediakan oleh LPD lumayan menarik untuk masyarakat Desa Pedungan, seperti setrika, handuk, magic com, kulkas, sepeda lipat untuk hadiah kupon jalan santainya, sedangkan untuk hadiah bagi para sasabah disediakan hadiah utama Honda Vario. Disamping acara penarikan hadiah-hadiah, juga dimeriahkan oleh para penyanyi lokal desa Pedungan dan penyanyi lainnya. Seperti Yasa Sega maupun I Made Sumartana dari Banjar Dukuh Pesirahan. Penyampaian laporan pembukaan Jalan Santai sehubungan dengan ulang tahun LPD Desa Pekraman Pedungan ini disertai dengan perkembangan jumlah nasabah maupun peningkatan aset yang dimiliki oleh LPD Desa pakraman Pedungan hingga tahun ini. Di akhir acara puncak Ulang tahun ini diumumkan nasabah yang beruntung meraih hadiah utamanya yakni Honda Vario yang jatuh pada nasabah dengan nama Kadek Ariawan pemilik usaha UD Ariawan di banjar Sama.
Video terkait dengan pembukaan jalan santai ini dapat diunduh disini lewat YouTube

Rabu, 18 Mei 2011

LPD MELAYAT KE RUMAH DUKA





















Salah satu program social LPD desa pakraman Pedungan adalah melayat ke rumah duka. Saat minggu ini (Sabtu, 14 Mei 2011), LPD desa Pedungan bersama dengan Prajuru Desa Pakraman Pedungan melayat ke rumah duka karyawan LPD, karena mertua daripada Jro Kartika yang bernama Anak Agung Ketut Rai Peni meninggal dunia. Menurut rencana sesuai Acara Pelebonan A.A Kt. Rai Peni Kyai Lanang Busung Yeh Pemecutan akan dilaksanakan : Penyiraman, Ngulapin, Ngajum pebersihan dan Pemerasan, pada Saniscara 14 Mei 2011. Sedangkan Pelebon akan berlangsung pada Wrespati 19 Mei 2011.


Senin, 16 Mei 2011

PURA DALEM PAUMAN DI DESA PEDUNGAN















































































Kawentenan Pura Dalem Pauman puniki wantah ring Jalan Pulau Singkep Banjar Kepisah Desa Pakraman Pedungan. Ring warsa 2011 mangkin pura inucap kajantenang merenovasi (kabecikang) ring pamedalan lan tembok penyengker. Manut sekadi panelataran I Ketut Wilet sane ngamongin pura inucap, kocap rencana kedepan taler jaga ngamecikang pelinggih-pelinggih sane tyosan ring jeroan, nanging riyantukan kabanda antuk dana, sane mangkin wantah renovasi puniki sane prasida kamargiang.